Masih Adakah Guru Oemar Bakri di Jaman Sekarang???

Terinspirasi dari tulisan pak Salmizan, tiba-tiba terbersit dalam pemikiran saya untuk ikut serta menumpahkan rasa dan uneg -uneg tentang sosok guru legendaris ini. Baiklah kita coba untuk mengingat syair lagu yang pernah populer di era 80-an.
Guru Umar Bakri
Karya : Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Tas hitam dari kulit buaya
Selamat pagi berkata bapak Umar Bakri
Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali
Tas hitam dari kulit buaya
Mari kita pergi memberi pelajaran ilmu pasti
Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu
Laju sepeda kumbang dijalan berlubang
Selalu begitu dari dulu waktu jaman Jepang
Terkejut dia waktu mau masuk pintu gerbang
Banyak polisi bawa senjata berwajah garang
Bapak Umar Bakri kaget apa gerangan?
“Berkelahi pak!” jawab murid seperti jagoan
Bapak Umar Bakri takut bukan kepalang
Itu sepeda butut dikebut lalu cabut kalang kabut (Bakri kentut)
cepat pulang
Busyet... standing dan terbang
Umar Bakri Umar Bakri
Pegawai negeri
Umar Bakri Umar Bakri
Empat puluh tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Umar Bakri Umar Bakri
Banyak ciptakan menteri
Umar Bakri
Profesor dokter insinyurpun jadi
(Bikin otak orang seperti otak Habibie)
Tapi mengapa gaji guru Umar Bakri
Seperti dikebiri
Bakri Bakri
Kasihan amat loe jadi orang Gawat
Oemar Bakri adalah sosok fiktif untuk menggambarkan seorang guru yang eksis pada zaman ketika lagu ini diciptakan. Artinya ini adalah gambaran umum untuk guru episode lawas. Guru tempo dulu.
Sepeda kumbang dan tas hitam dari kulit buaya adalah aksesoris yang melekat pada kebanyakan “Pak Guru” kala itu. Jika dibandingkan dengan zaman sekarang, mungkin semakna dengan sepeda motor bebek merek Honda Supra X 125D dan tas selempang merk Prada yang biasanya berisi laptop. Jadi itu hanya gambaran deskriptif kondisional saja. Bukan suatu hal yang perlu diperhatikan.
Coba kita cermati kata-kata “murid bengalmu mungkin sudah menunggu”, “sepeda kumbang di jalan berlubang”, “murid seperti jagoan”, dan “kopi aku rasa nikmat sekali”. Bila kita paham, di bagian itu tersirat siapa dan bagaimana Oemar Bakri yang sesungguhnya.
Monggo kita lebih teliti “murid bengal” adalah hal pertama yang di ingat Oemar Bakri sebelum ia berangkat menuju sekolah tercinta. Ini menyiratkankan bahwa Bakri ialah sosok yang paham betul dengan tugas yang diembannya. Mengapa? Karena istilah “murid bengal” merupakan sebuah kondisi yang hendaknya tak boleh terjadi dan harus diperbaiki oleh seorang guru. Bakri tidak semata fokus bersiap dan semangat mengajarkan materi ilmu pasti eksakta, tapi juga peduli pada pembentukan karakter anak didiknya. Bukankan demikian seharusnya guru?
Jalan yang berlubang dan murid seperti jagoan adalah pemisalan akan kondisi tempat dimana Oemar Bakri mengabdi. Maknanya, Bakri hidup di daerah minim sarana prasana. Selain itu, tawuran antar pelajar merupakan pengaruh eksternal negatif paling umum yang menggerogoti moral siswa. Dua hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru tempo dulu. Bagaimana dengan era kini? Tentu tantangan itu juga tetap ada meski bentuk paketnya berbeda. Minimnya sarana sekolah boleh jadi masih ditemukan. Dan pengaruh eksternal pastinya semakin banyak sejalan dengan globalisasi.
Bisa dikatakan, kesulitan guru masa kini menghadapi tantangan zaman juga dirasakan oleh Oemar Bakri. Akan tetapi apakah Bakri mengeluh? Tidak. Ia malah semangat bangun pagi, merasakan nikmatnya kopi, lalu memacu sepeda kumbang di tengah jalan berlubang dengan senyum yang mengembang. Karena itu janganlah kita salah mengartikan Oemar Bakri, sebab sesungguhnya ia layak menjadi sosok teladan yang baik bagi guru masa kini.
Pertanyaan saya : masih adakah sosok guru umar bakri ini dimasa sekarang???
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- KEBUGARAN JASMANI
- TERNYATA, MATEMATIKA ITU TAK MENAKUTKAN
- Belajar Sejarah itu menumbuhkan cinta, cinta peserta didik terhadap tanah air
- Belajar Sejarah itu menumbuhkan cinta, cinta peserta didik terhadap tanah air
- Kiat Sukses Ujian Nasional Berbasis Komputer UNBK 2019
Kembali ke Atas